GAMBARAN UMUM KONDISI DESA
SEJARAH DESA
Asal-usul / Legenda Desa
Sejarah telah menulis bahwa Desa Nampirejo dibuka pada masa kolonial Belanda pada penjajahan Belanda di bumi Nusantara ini, tetapi program bagi pemerintah colonial tetap berjalan terus untuk menghadapi perang dunia ke-II. Pada waktu itu penduduk di pulau Jawa sangat padat, maka oleh pemerintah penjajahan Belanda diadakan pemindahan penduduk keluar pulau Jawa, dengan istilah Kolonisasi ke Sumatera Selatan, Lampung termasuk Batanghari yang ditempatkan di bedeng 47, tepatnya pada hari jumat tanggal 10 Asura 1559 H atau tanggal 5 Maret 1940M, telah datang ditempatkan di suatu rumah sederhana sekali yang selanjutnya disebut bedeng yang diberi nomor urut 47.
Rombongan tersebut berasal dari daerah Jawa Tengah, Prembun, Pituruh dan Kebumen sebagai ketua rombongan adalah Sastro Sentono, di sekitar tempat tinggal masih dikelilingi hutan belantara yang masih banyak binatang-binatang buas seperti harimau, macan, babi, gajah, ular, kera dan binatang-binatang hutan lainnya.
Pada malam hari keadaan sangat mencekam perasaan para penduduk yang tinggal di bedeng-bedeng dengan terdengarnya suara binatang sangat mengerikan pada saat itulah para penduduk diuji keberaniannya, ketabahannya, kesabarannya dan tekat yang bulat untuk tetap tinggal di pemukiman yang baru.
Setelah istirahat beberapa hari maka oleh ketua rombongan mulai membagi-bagi tanah kepada seluruh kepala keluarga yang ada dengan pembagiannya adalah setiap KK mendapat jatah pekarangan untuk pendirian rumah tinggal masing-masing penduduk kemudian baru mengerjakan tanah peladangan sebagi tanaman pangan keluarga.
Setelah beberapa waktu dan berjalan terus akhirnya kepala rombongan melaporkan keberadaannya kepada bapak Asisten Romlan Kosasi dan Bapak Mantri Kesehatan Bapak Sarmun dalam pertemuan antara kepala rombongan dengan Bapak Asisten disepakati bersama untuk diadakan Musyawarah masalah kepemimpinan penduduk tersebut maka disepakati oleh penduduk bahwa:
1. Bedeng 47 diberi nama desa Nampirejo
2. Bapak Sastro Sentono sebagai Kepala Kampung dibantu oleh Bpk Wirodido Carik; Bpk Kondori Bayan; Bpk Kaelani Bayan; Bpk Sanrejo Kaum; Bpk Poncoprawiro Kami Tua; Bpk Nama Kepetengan
Pada tanggal 3 September 1940 Rombongan Kolonisasi ke II datang lagi sebanyak 96 KK dengan jumlah 298 jiwa setelah istirahat beberapa hari kemudian dibagikan lahan pemukiman dan peladangan masing-masing kepala keluarga 1,25 bahu untuk dikerjakan sebagai tempat perumahan dan pertanian.
Pada jaman penjajahan Jepang jumlah penduduk berkurang menjadi 196 KK jumlah jiwa 558 orang, keadaan ini terjadi karena adanya program kerja paksa/ romusa oleh pemerintahan penjajahan Jepang sehingga para penduduk banyak yang tidak kembali ketempat asal karena ada yang meninggal dunia dan melarikan diri dari tempat kerja paksa, bersamaan dengan program itu juga dtempat-tempat tinggal penduduk terkena wabah penyakit dan kekurangan pangan disebabkan hasil panen para petani diambil oleh penguasa Jepang dengan paksa juga, dengan demikian masyarakat mengalami penderitaan yang sangat panjang terutama kebutuhan pangan sehari-hari dan pakaian, kebutuhan hidup masyarakat.
Waktu berjalan terus dan masapun mengikuti perubahan zaman sampai tahun 1945 M penduduk Kampung Telogorejo mengalami pengurangan jumlah penduduk disebabkan banyaknya warga yang meninggal dunia dan pindah tempat untuk mencari kehidupan sehingga jumlah menjadi 150KK dengan jumlah jiwa 450orang.
Para sesepuh Kampung beserta pamongnya mengadakan rapat untuk membahas masalah keadaan kampung selama ini, dengan mencari jalan agar seluruh penduduk kampung terhindar dari segala kesusahan dan kesulitan maka disepakati oleh seluruh peserta rapat bahwa pada tanggal 1 Suro tahun 1365 H atau 1945 M dijadikan sebagai hari upacara bersih desa yang dilaksanakan di pendopo Kampung dengan mengadakan slametan bersih desa diikuti seluruh warga masyarakat kampung dengan tujuan memohon kepada Tuhan YME agar diberikan keselamatan dunia akhirat. Sampai sekarang acara tersebut masih dilestarikan oleh generasi penerusnya turun-temurun.
Penduduk Kampung yang masih ada bertekad bulat untuk membangun kampungnya sekuat-kuatnya sehingga menuju cita-cita agar seluruh warga dapat hidup yang makmur gemah ripah lohjinawi kertoraharjo, dengan harapan para anak cucunya dapat hidup damai dan tentram dan aman, berkat Rahmad Tuhan YME sampai sekarang masyarakat Desa Telogorejo berjumlah 637 KK dengan jumlah jiwa 2069 orang dapat menikmati perjuangan para sesepuhnya.
Asal-usul / Legenda Desa
Sejarah telah menulis bahwa Desa Nampirejo dibuka pada masa kolonial Belanda pada penjajahan Belanda di bumi Nusantara ini, tetapi program bagi pemerintah colonial tetap berjalan terus untuk menghadapi perang dunia ke-II. Pada waktu itu penduduk di pulau Jawa sangat padat, maka oleh pemerintah penjajahan Belanda diadakan pemindahan penduduk keluar pulau Jawa, dengan istilah Kolonisasi ke Sumatera Selatan, Lampung termasuk Batanghari yang ditempatkan di bedeng 47, tepatnya pada hari jumat tanggal 10 Asura 1559 H atau tanggal 5 Maret 1940M, telah datang ditempatkan di suatu rumah sederhana sekali yang selanjutnya disebut bedeng yang diberi nomor urut 47.
Rombongan tersebut berasal dari daerah Jawa Tengah, Prembun, Pituruh dan Kebumen sebagai ketua rombongan adalah Sastro Sentono, di sekitar tempat tinggal masih dikelilingi hutan belantara yang masih banyak binatang-binatang buas seperti harimau, macan, babi, gajah, ular, kera dan binatang-binatang hutan lainnya.
Pada malam hari keadaan sangat mencekam perasaan para penduduk yang tinggal di bedeng-bedeng dengan terdengarnya suara binatang sangat mengerikan pada saat itulah para penduduk diuji keberaniannya, ketabahannya, kesabarannya dan tekat yang bulat untuk tetap tinggal di pemukiman yang baru.
Setelah istirahat beberapa hari maka oleh ketua rombongan mulai membagi-bagi tanah kepada seluruh kepala keluarga yang ada dengan pembagiannya adalah setiap KK mendapat jatah pekarangan untuk pendirian rumah tinggal masing-masing penduduk kemudian baru mengerjakan tanah peladangan sebagi tanaman pangan keluarga.
Setelah beberapa waktu dan berjalan terus akhirnya kepala rombongan melaporkan keberadaannya kepada bapak Asisten Romlan Kosasi dan Bapak Mantri Kesehatan Bapak Sarmun dalam pertemuan antara kepala rombongan dengan Bapak Asisten disepakati bersama untuk diadakan Musyawarah masalah kepemimpinan penduduk tersebut maka disepakati oleh penduduk bahwa:
1. Bedeng 47 diberi nama desa Nampirejo
2. Bapak Sastro Sentono sebagai Kepala Kampung dibantu oleh Bpk Wirodido Carik; Bpk Kondori Bayan; Bpk Kaelani Bayan; Bpk Sanrejo Kaum; Bpk Poncoprawiro Kami Tua; Bpk Nama Kepetengan
Pada tanggal 3 September 1940 Rombongan Kolonisasi ke II datang lagi sebanyak 96 KK dengan jumlah 298 jiwa setelah istirahat beberapa hari kemudian dibagikan lahan pemukiman dan peladangan masing-masing kepala keluarga 1,25 bahu untuk dikerjakan sebagai tempat perumahan dan pertanian.
Pada jaman penjajahan Jepang jumlah penduduk berkurang menjadi 196 KK jumlah jiwa 558 orang, keadaan ini terjadi karena adanya program kerja paksa/ romusa oleh pemerintahan penjajahan Jepang sehingga para penduduk banyak yang tidak kembali ketempat asal karena ada yang meninggal dunia dan melarikan diri dari tempat kerja paksa, bersamaan dengan program itu juga dtempat-tempat tinggal penduduk terkena wabah penyakit dan kekurangan pangan disebabkan hasil panen para petani diambil oleh penguasa Jepang dengan paksa juga, dengan demikian masyarakat mengalami penderitaan yang sangat panjang terutama kebutuhan pangan sehari-hari dan pakaian, kebutuhan hidup masyarakat.
Waktu berjalan terus dan masapun mengikuti perubahan zaman sampai tahun 1945 M penduduk Kampung Telogorejo mengalami pengurangan jumlah penduduk disebabkan banyaknya warga yang meninggal dunia dan pindah tempat untuk mencari kehidupan sehingga jumlah menjadi 150KK dengan jumlah jiwa 450orang.
Para sesepuh Kampung beserta pamongnya mengadakan rapat untuk membahas masalah keadaan kampung selama ini, dengan mencari jalan agar seluruh penduduk kampung terhindar dari segala kesusahan dan kesulitan maka disepakati oleh seluruh peserta rapat bahwa pada tanggal 1 Suro tahun 1365 H atau 1945 M dijadikan sebagai hari upacara bersih desa yang dilaksanakan di pendopo Kampung dengan mengadakan slametan bersih desa diikuti seluruh warga masyarakat kampung dengan tujuan memohon kepada Tuhan YME agar diberikan keselamatan dunia akhirat. Sampai sekarang acara tersebut masih dilestarikan oleh generasi penerusnya turun-temurun.
Penduduk Kampung yang masih ada bertekad bulat untuk membangun kampungnya sekuat-kuatnya sehingga menuju cita-cita agar seluruh warga dapat hidup yang makmur gemah ripah lohjinawi kertoraharjo, dengan harapan para anak cucunya dapat hidup damai dan tentram dan aman, berkat Rahmad Tuhan YME sampai sekarang masyarakat Desa Telogorejo berjumlah 637 KK dengan jumlah jiwa 2069 orang dapat menikmati perjuangan para sesepuhnya.
Sejarah Pemerintahan Desa
Sejarah Pemerintahan Desa
Nama – Nama Demang / Lurah / Kepala Desa Sebelum dan Sesudah Berdirinya Desa Nampirejo:
1 1940 s/d 1941 SASTRO PAWIRO KEPALA KAMPUNG
2 1942 s/d 1943 BURHAM KEPALA KAMPUNG
3 1943 s/d 1946 SASTRO REJO KEPALA KAMPUNG
4 191946 s/d 1949 SASTRO KERTO UTOMO KEPALA KAMPUNG
5 1949 s/d 1960 MARTO KEPALA DESA
6 1960 s/d 1964 KARDI PJS KEPALA DESA
7 1964 s/d 1965 PARWOTO KEPALA DESA
8 1965 s/d 1987 SUEB AMINASIR KEPALA DESA
9 1987 s/d 1988 SODIKUN PJS KEPALA DESA
10 1988 s/d 1997 NGADIRIN KEPALA DESA
11 1997 S.D 1999 SUKIMIN PJS KEPALA DESA
12 1999 s/d 2004 NGADIRIN KEPALA DESA
13 2004 S.D 2008 TARMUJI PJS KEPALA DESA
14 2008 S.D 2012 SURYANTO KEPALA DESA
15 2012 S.D 2013 SUJIYANTO PJS KEPALA DESA
16 2013 SUGENG H PJS KEPALA DESA
17 2014 MISRO RIYADI KEPALA DESA
18 2014 S.D 2015 RIYANTO PJS KEPALA DESA
19 2015 TARMUJI PLT KEPALA DESA
20 2015 RIYANTO KEPALA DESA
Sejarah Pemerintahan Desa
Nama – Nama Demang / Lurah / Kepala Desa Sebelum dan Sesudah Berdirinya Desa Nampirejo:
1 1940 s/d 1941 SASTRO PAWIRO KEPALA KAMPUNG
2 1942 s/d 1943 BURHAM KEPALA KAMPUNG
3 1943 s/d 1946 SASTRO REJO KEPALA KAMPUNG
4 191946 s/d 1949 SASTRO KERTO UTOMO KEPALA KAMPUNG
5 1949 s/d 1960 MARTO KEPALA DESA
6 1960 s/d 1964 KARDI PJS KEPALA DESA
7 1964 s/d 1965 PARWOTO KEPALA DESA
8 1965 s/d 1987 SUEB AMINASIR KEPALA DESA
9 1987 s/d 1988 SODIKUN PJS KEPALA DESA
10 1988 s/d 1997 NGADIRIN KEPALA DESA
11 1997 S.D 1999 SUKIMIN PJS KEPALA DESA
12 1999 s/d 2004 NGADIRIN KEPALA DESA
13 2004 S.D 2008 TARMUJI PJS KEPALA DESA
14 2008 S.D 2012 SURYANTO KEPALA DESA
15 2012 S.D 2013 SUJIYANTO PJS KEPALA DESA
16 2013 SUGENG H PJS KEPALA DESA
17 2014 MISRO RIYADI KEPALA DESA
18 2014 S.D 2015 RIYANTO PJS KEPALA DESA
19 2015 TARMUJI PLT KEPALA DESA
20 2015 RIYANTO KEPALA DESA
Sejarah Pembangunan Desa
Sejarah Pembangunan Desa:
1 2012 TALUT IRIGASI PNPM
2 2012 GEDUNG TK DSN 5 PNPM
3 2012 ONDERLAG Stimulan
4 2012 Onderlagh Stimulan
5 2012 Onderlad Gorong-gorong Stimulan
6 2013 Onderlad Gorong-gorong Stimulan
7 2013 Irigasi Stimulan
8 2013 Onderlagh Stimulan
9 2014 Onderlag PNPM
10 2014 Sumur BOR GERBANG
11 2014 Talut Irigasi ADD
12 2014 Onderlag PPIP
13 2014 Gorong- gorong PPIP
14 2015 Drainase Dsn 4-5 DD+ADD
15 2015 Gorong-gorong plat GERBANG
16 2015 DRAINASE PPIP
17 2015 TALUT IRIGASI KDY DD
18 2015 TALUT IRIGASI DD
19 2015 DRAINASE+GORONG-GORONG PLAT APBD
20 2015 ONDERLAG+GORONG PLAT 2 UNIT APBD
21 2015 SUMUR BOR + MCK APBD I
22 2015 TALUT IRIGASI APBD I
23 2015 PAGAR MAKAM APBD
24 2015 GORONG-GORONG PLAT 5 UNIT GERBANG
25 2015 GORONG-GORONG PLAT 5 UNIT PPIP
Sejarah Pembangunan Desa:
1 2012 TALUT IRIGASI PNPM
2 2012 GEDUNG TK DSN 5 PNPM
3 2012 ONDERLAG Stimulan
4 2012 Onderlagh Stimulan
5 2012 Onderlad Gorong-gorong Stimulan
6 2013 Onderlad Gorong-gorong Stimulan
7 2013 Irigasi Stimulan
8 2013 Onderlagh Stimulan
9 2014 Onderlag PNPM
10 2014 Sumur BOR GERBANG
11 2014 Talut Irigasi ADD
12 2014 Onderlag PPIP
13 2014 Gorong- gorong PPIP
14 2015 Drainase Dsn 4-5 DD+ADD
15 2015 Gorong-gorong plat GERBANG
16 2015 DRAINASE PPIP
17 2015 TALUT IRIGASI KDY DD
18 2015 TALUT IRIGASI DD
19 2015 DRAINASE+GORONG-GORONG PLAT APBD
20 2015 ONDERLAG+GORONG PLAT 2 UNIT APBD
21 2015 SUMUR BOR + MCK APBD I
22 2015 TALUT IRIGASI APBD I
23 2015 PAGAR MAKAM APBD
24 2015 GORONG-GORONG PLAT 5 UNIT GERBANG
25 2015 GORONG-GORONG PLAT 5 UNIT PPIP
KONDISI GEOGRAFIS
Letak dan Luas Wilayah
Keadaan Geografis
1. Luas wilayah 440,60 Ha
2. Jumlah RK 5 Dusun
3. Batas wilayah Utara BANARJOYO DAN TELOGOREJO; Selatan ADIWARNO DAN REJOAGUNG; Barat TELOGOREJO DAN ADIWARNO; Timur BALAIKENCONO
4. Topografi : Kemiringan lahan (rata-rata) %; Ketinggian di atas permukaan laut (rata-rata) 14 m 17M; Suhu rata-rata 27 – 30 C; Curah Hujan 2000/3000MM; Kelembaban udara ; Kecepatan angin
7. Penggunaan Lahan: Luas lahan pemukiman 55,5Ha; Luas lahan pertanian 240 Ha; Sawah teririgasi 200,20 Ha; Sawah tadah hujan 35Ha; Luas lahan perkebunan Ha; dll Ha
Letak dan Luas Wilayah
Keadaan Geografis
1. Luas wilayah 440,60 Ha
2. Jumlah RK 5 Dusun
3. Batas wilayah Utara BANARJOYO DAN TELOGOREJO; Selatan ADIWARNO DAN REJOAGUNG; Barat TELOGOREJO DAN ADIWARNO; Timur BALAIKENCONO
4. Topografi : Kemiringan lahan (rata-rata) %; Ketinggian di atas permukaan laut (rata-rata) 14 m 17M; Suhu rata-rata 27 – 30 C; Curah Hujan 2000/3000MM; Kelembaban udara ; Kecepatan angin
7. Penggunaan Lahan: Luas lahan pemukiman 55,5Ha; Luas lahan pertanian 240 Ha; Sawah teririgasi 200,20 Ha; Sawah tadah hujan 35Ha; Luas lahan perkebunan Ha; dll Ha
Demografi
1 Jumlah Penduduk (Jiwa) 3.097
2 Jumlah KK 909
3 Jumlah Penduduk laki-laki 1586
4 Jumlah Penduduk Perempuan 1511
5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan: Tidak tamat SD 360; SD 592; SLTP 562; SLTA 362; Pra sekolah 1142; Sarjana 79
6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian: Buruh Tani 73; Petani 397; Peternak 54; Pedagang 94; Tukang Kayu 83; Tukang Batu 40; Penjahit 7; PNS 53; Pensiunan 7; TNI/Polri 3; Perangkat Desa 11; Pengrajin 11; Industri kecil 25; Buruh Industri 7; Lain-lain 40
7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama: Islam 3.097
8 Kesejahteraan Sosial: Jumlah KK prasejahtera 242; Jumlah KK Sejahtera 179; Jumlah KK Kaya 98; Jumlah KK sedang 292; Jumlah KK miskin 101
1 Jumlah Penduduk (Jiwa) 3.097
2 Jumlah KK 909
3 Jumlah Penduduk laki-laki 1586
4 Jumlah Penduduk Perempuan 1511
5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan: Tidak tamat SD 360; SD 592; SLTP 562; SLTA 362; Pra sekolah 1142; Sarjana 79
6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian: Buruh Tani 73; Petani 397; Peternak 54; Pedagang 94; Tukang Kayu 83; Tukang Batu 40; Penjahit 7; PNS 53; Pensiunan 7; TNI/Polri 3; Perangkat Desa 11; Pengrajin 11; Industri kecil 25; Buruh Industri 7; Lain-lain 40
7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama: Islam 3.097
8 Kesejahteraan Sosial: Jumlah KK prasejahtera 242; Jumlah KK Sejahtera 179; Jumlah KK Kaya 98; Jumlah KK sedang 292; Jumlah KK miskin 101
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1.Kependudukan
Jumlah usia produktf lebih banyak dibandingkan usia anak-anak dan lansia.
Perbandingan usia anak-anak produktif dan lansia adalah 2:3. Dari 3.097 jumlah penduduk yang berbeda pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan jumlah hamper sama.
2.Kesejahteraan
Jumlah KK sedang Mendominasi 35,83 % dari total KK, KK miskin 34,05%, KK Prasejahtera 18,54%, KK sejahtera 9,27% dan KK kaya 2,32 %, dengan banyaknya KK sedang menunjukkan Nampirejo termasuk desa tertinggal.
3.Tingkat Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama 9 tahun baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah SD dan SLTP mendominasi peringkat pendidikan.
4.Mata Pencarian
Mayoritas mata pencarian penduduk desa adalah buruh tani, hal ini disebabkan karena sudah turun sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain akhirnya tidak punya pilihan selain buruh tani dan buruh pabrik.
5. Agama
Warga masyarakat Nampirejo adalah 1 kepercayaan yaitu Islam, dari 3.097 jumlah penduduk
• Iklim
Iklim Desa Nampirejo, sebagai mana Desa-Desa lain di wilayah indonesia yaitu mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Nampirejo Kecamatan Batanghari.
KEADAAN SOSIAL
Jumlah Penduduk
Desa Nampirejo mempunyai jumlah penduduk 2069 jiwa berdasarkan data penduduk tahun 2014, yang tersebar dalam 5 dusun dengan perincian sebagaimana tabel:
Tabel-2. Jumlah Penduduk
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV Dusun V
Sarana dan Prasarana Desa
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Nampirejo secara garis besar adalah sebagai berikut :
1 Sarana Ibadah
· Masjid / Mushola 15
· Pura
· Gereja
· Gedung TPQ
2 Sarana Pendidikan
· PAUD / TK 4
· SD/MI 2
· SLTP
· SLTA 1
3 Sarana Kesehatan
· Polindes
· Posyandu 2
4 Sarana Pemerintahan
· Balai Desa 1
· Kantor Desa 1
· Gedung Pertemuan 1
5 Sarana Keamanan
· Pos Kamling 10
6 Sarana Transportasi
· Jalan Dusun 10
· Jalan Desa 3
· Jembatan 6
7 Sarana Olah Raga
· Lapangan Bola Kaki
· Lapangan Bola Volly 1
1.Kependudukan
Jumlah usia produktf lebih banyak dibandingkan usia anak-anak dan lansia.
Perbandingan usia anak-anak produktif dan lansia adalah 2:3. Dari 3.097 jumlah penduduk yang berbeda pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan jumlah hamper sama.
2.Kesejahteraan
Jumlah KK sedang Mendominasi 35,83 % dari total KK, KK miskin 34,05%, KK Prasejahtera 18,54%, KK sejahtera 9,27% dan KK kaya 2,32 %, dengan banyaknya KK sedang menunjukkan Nampirejo termasuk desa tertinggal.
3.Tingkat Pendidikan
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama 9 tahun baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah SD dan SLTP mendominasi peringkat pendidikan.
4.Mata Pencarian
Mayoritas mata pencarian penduduk desa adalah buruh tani, hal ini disebabkan karena sudah turun sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain akhirnya tidak punya pilihan selain buruh tani dan buruh pabrik.
5. Agama
Warga masyarakat Nampirejo adalah 1 kepercayaan yaitu Islam, dari 3.097 jumlah penduduk
• Iklim
Iklim Desa Nampirejo, sebagai mana Desa-Desa lain di wilayah indonesia yaitu mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Nampirejo Kecamatan Batanghari.
KEADAAN SOSIAL
Jumlah Penduduk
Desa Nampirejo mempunyai jumlah penduduk 2069 jiwa berdasarkan data penduduk tahun 2014, yang tersebar dalam 5 dusun dengan perincian sebagaimana tabel:
Tabel-2. Jumlah Penduduk
Dusun I Dusun II Dusun III Dusun IV Dusun V
Sarana dan Prasarana Desa
Kondisi sarana dan prasarana umum Desa Nampirejo secara garis besar adalah sebagai berikut :
1 Sarana Ibadah
· Masjid / Mushola 15
· Pura
· Gereja
· Gedung TPQ
2 Sarana Pendidikan
· PAUD / TK 4
· SD/MI 2
· SLTP
· SLTA 1
3 Sarana Kesehatan
· Polindes
· Posyandu 2
4 Sarana Pemerintahan
· Balai Desa 1
· Kantor Desa 1
· Gedung Pertemuan 1
5 Sarana Keamanan
· Pos Kamling 10
6 Sarana Transportasi
· Jalan Dusun 10
· Jalan Desa 3
· Jembatan 6
7 Sarana Olah Raga
· Lapangan Bola Kaki
· Lapangan Bola Volly 1
KEADAAN EKONOMI PENDUDUK
Mata Pencaharian Penduduk
Karena Desa Nampirejo merupakan Desa pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, dengan jumlah penduduk usia belum / tidak produktif 605. jiwa.
Pemilik Ternak
Penduduk Desa Nampirejo selain bermata pencaharian sebagia petani juga beternak sebagai usaha sampingan keluarga. Jenis ternak yang dipelihara merupakan ternak yang umum dipelihara oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Jumlah kepemilikan hewan ternak Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Selorejo adalah sebagai berikut:
Tabel-6 : Kepemilikan Ternak
Ayam/Itik Kambing Sapi Babi Lain-lain
Perekonomian Desa
KONDISI PEMERINTAH DESA
Pembagian Wilayah Desa
Desa Nampirejo yang mempunyai luas wilayah 440,60 ha, terbagi dalam 5 dusun yang terdiri dari Dusun Rejobinangun, Dusun Rejomukti dan Dusun Rejosari, Dusun Rejomulyo, Dusun Rejoasri
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
Mata Pencaharian Penduduk
Karena Desa Nampirejo merupakan Desa pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, dengan jumlah penduduk usia belum / tidak produktif 605. jiwa.
Pemilik Ternak
Penduduk Desa Nampirejo selain bermata pencaharian sebagia petani juga beternak sebagai usaha sampingan keluarga. Jenis ternak yang dipelihara merupakan ternak yang umum dipelihara oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Jumlah kepemilikan hewan ternak Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Selorejo adalah sebagai berikut:
Tabel-6 : Kepemilikan Ternak
Ayam/Itik Kambing Sapi Babi Lain-lain
Perekonomian Desa
KONDISI PEMERINTAH DESA
Pembagian Wilayah Desa
Desa Nampirejo yang mempunyai luas wilayah 440,60 ha, terbagi dalam 5 dusun yang terdiri dari Dusun Rejobinangun, Dusun Rejomukti dan Dusun Rejosari, Dusun Rejomulyo, Dusun Rejoasri
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa