Sabtu, 22 Februari 2014

Pengertian Aliran Struktural dan Linguistik Strukturalis



BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG                                       

Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri pembicara atau penyusun. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diingainkan atau dirasakan dapat diterima oleh pendengar atau pembaca.

Dalam makalah ini, penyusun akan membahas tentang “Konsep Aliran Struktural dan Analisis Unsur Langsung”. Materi ini sangat penting bagi pembaca, karena dalam menentukan struktur pembentukan bentuk bahasa yang baik dan benar menurut Ejaan Yang Disempurnakan, harus diperlukan pemahaman tentang kriteria pemenggalan dalam analisis langsung dan model analisis langsung.  Banyak ahli  menyatakan pengertian tentang Konsep Aliran Struktural dan Unsur langsung. Oleh karena itu, penyusun membuat makalah ini dengan dasar agar pembaca tahu dan dapat memahami apa yang di maksud dengan Aliran Struktural serta Unsur Langsung.

 Analisis unsur langsung merupakan metode analisis yang dikembangkan oleh gramatika struktural(ketatabahasaan) sebagai usaha untuk mengungkap urutan pembentukan konstruksi kebahasaan dan menentukan struktur hierarki pembentukan bentuk bahasa yang lebih besar. Untuk menganalisis konstruksi sintaksis, terlebih dahulu kita memahami kriteria pemenggalan dalam analisis langsung dan model analisis langsung.

B.     RUMUSAN MASALAH
     Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun mencoba membahas hal-hal sebagai berikut :
1.      Apakah pengertian dari Aliran Struktural ?
2.      Apa ciri-ciri dari Aliran Stuktural ?
3.      Apa  sajakah aliran dalam linguistik strukturalis ?
4.      Apakah pengertian Analisis Unsur Langsung ?
5.      Bagaimana penerapan dari Unsur Langsung ?



C.    TUJUAN
Pembaca diharapkan mampu memahami yang dimaksud dengan aliran struktural dan beberapa aliran dalam linguistik strukturalis serta analisis unsur langsung dan dapat menerapkannya dalam menentukan suatu bentuk bahasa di dalam aturan ketatabahasaaan.















BAB II
PEMBAHASAN


A.  Model Analisis Sintaksis
1.      Pengertian Aliran Struktural
Aliran struktural adalah sebutan yang diberikan pada paham bahasa yang berlandaskan pada pemikiran Behavioristik, jadi dengan didasari kepada paham behavioristik hakikat bahasa itu dipandang dari perwujudan lahiriahnya, jadi di dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, frase, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat.[1]
Teori Behavioristik merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Paham behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain paham behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam suatu kegiatan belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kebiasaan yang dikuasai oleh individu.
Aliran ini lahir pada awal abad XX(dua puluh) yaitu pada tahun 1916. Aliran ini lahir bersamaan dengan lahirnya buku ”Course de linguistique Generale” [2]karya Ferdinande Saussure yang juga merupakan pelopor aliran stuktural. Ia dikenal sebagai Bapak Strukturalisme dan sekaligus Bapak Linguistik Modern. Buku tersebut sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, ke dalam bahasa Inggris diterjemahkan oleh Wade Baskin pada tahun 1966 dan ke dalam Bahasa Indonesia di terjemahkan oleh Rahayu Hidayat pada tahun 1988.
Ciri-Ciri Aliran Struktural:
a)      Berlandaskan pada paham behaviourisme
Didasari kepada paham behavioristik,  hakikat bahasa itu dipandang dari perwujudan lahiriahnya, jadi di dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, frase, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat

b). Bahasa berupa ujaran.
Ciri ini menunjukan bahwa hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa sedangkan tulisan statusnya sejajar dengan gersture.[3]

c). Bahasa merupakan sistem tanda signifie(makna) dan signifiant(ucapan) yang arbitrer(semaunya) dan konvensional(kesepakatan umum).

d). Bahasa merupakan kebiasaan (habit)
Berdasarkan sistem habit, pengajaran bahasa diterapkan metode dril and  practice yakni suatu bentuk latihan yang terus menerus dan berulang-ulang sehingga membentuk kebiasaan.

e). Level-level gramatikal(ketatabahasaan) ditegakkan secara rapi.
Level gramatikal mulai ditegakkan dari level terendah yaitu morfem sampai level tertinggi berupa kalimat. Urutan tataran gramatikalnya adalah morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.






2.       Macam-macam Aliran Linguistik Strukturalis
Linguistik strukturalis  berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Pandangan ini adalah sebagai akibat dari konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang dikemukakan oleh Bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand de Saussure.
Linguistik strukturalis  memiliki beberapa  aliran, yaitu :[4]
a.       Aliran Ferdinand de Saussure           
b.      Aliran Praha
c.       Aliran Glosematik
d.      Aliran Firthian
e.       Aliran Linguistik Sistemik
f.       Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
g.      Aliran Tagmemik

a.    Aliran Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally dan Albert Sechehay tahun 1915.
Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep :
1). Telaah Sinkronik dan Diakronik
2). Perbedaan La Langue dan La Parole
3). Perbedaan Signifiant dan Signifie
4). Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik

1). Telaah Sinkronik dan Diakronik
Ferdinand de Saussure membedakan telaah bahasa secara sinkronik dan telaah bahasa secara diakronik.
a). Telaah bahasa secara sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada         suatu kurun waktu tertentu saja.
Misalnya, mempelajari bahasa Indonesia pada tahun 50-an.
b). Telaah bahasa secara diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa, atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh penuturnya.
Misalnya, mempelajari bahasa Indonesia sejak zaman  dulu hingga sekarang ini.

2). Perbedaan La Langue dan La Parole
   a). La Langue adalah Sistem bahasa yang berfungsi sebagai alat sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak.
   b). La Parole adalah pemakaian langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa., sifatnya konkrit karena parole merupakan wujud bahasa yang dapat diamati dan diteliti.



3). Perbedaan Signifiant dan Signifie
Ferdinand de Saussure mengemukakan teori bahwa setiap tanda atau tanda linguistik dibentuk oleh dua buah komponen yang tidak terpisahkan, yaitu komponen signifiant dan komponen signifie.
a). Signifiant(bentuk) adalah citra bunyi atau pesan psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita.
b). Signifie(makna) adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita.
Contoh: kata “ sirah” dalam bahasa Jawa yang berarti kepala.
                                                            Signifie(makna)
                                                            (Kepala)
       Tanda linguistik(Sirah)                                                KEPALA
                                                            Signifiant(bentuk)
                                                   (S,I,R,A,H)


4). Hubungan Sintagmatik dan Hubungan Paradigmatik.
Ferdinand de Saussure membedakan adanya dua macam hubungan, yaitu hubungan sintagmatik dan hubungan paradigmatik.
a). Hubungan Sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linier atau sejajar dalam satu garis lurus.
            Ada beberapa hubungan sintagmatik, yaitu :
            (1). Hubungan sintagmatik pada tataran fonologi.
            (2). Hubungan sintagmatik pada tataran morfologi.
            (3). Hubungan sintagmatik pada tataran sintaksis.

(1). Hubungan sintagmatik pada tataran fonologi.
Hubungan sintagmatik pada tataran fonologi tampak pada urutan fonem-fonem pada sebuah kata yang tidak dapat diubah  tanpa merusak makna kata itu.
Contoh : kata kita
Apabila urutan katanya diubah,  maka maknanya akan berubah, atau tidak bermakna sama sekali.
            K         i           t           a
            K         i           a          t
            K         a          t           i
            K         a          i           t
            I           k          a          t

(2). Hubungan sintagmatik pada tataran morfologi.
Hubungan sintagmatik pada tataran morfologi tampak pada urutan morfem-morfem pada suatu kata, yang juga tidak dapat diubah tanpa merusak makna dari kata tersebut.
Contoh
               Segitiga dengan tigasegi
               Barangkali dengan kalibarang
               Tertua dengan teuter

(3). Hubungan sintagmatik pada tataran sintaksis.
Hubungan sintagmatik pada tataran sintaksis tampak pada urutan kata-kata yang mungkin dapat diubah, tetapi mungkin juga tidak dapat diubah tanpa mengubah makna kalimat tersebut, atau menyebabkan tak bermakna sama sekali.
Contoh : Diubah tanpa mengubah makna
                        Hari ini mungkin dia sakit
                        Mungkin dia sakit hari ini

Contoh : Diubah yang menyebabkan makna berubah
                        Nita melihat Dika                    Dika melihat Nita
b). Hubungan paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
            Ada beberapa hubungan paradigmatik, yaitu :
            (1). Hubungan paradigmatik pada tataran fonologi
            (2). Hubungan paradigmatik pada tataran morfologi
            (3). Hubungan paradigmatik pada tataran sintaksis

(1). Hubungan paradigmatik pada tataran fonologi
Hubungan paradigmatik pada tataran fonologi yaitu tampak pada urutan fonem-fonem pada sebuah kata.
Contoh : antara bunyi /r/, /k/,  /b/, /m/, /d/ yang terdapat pada kata rata, kata, bata, mata, dan  data.

(2). Hubungan paradigmatik pada tataran morfologi
Hubungan paradigmatik pada tataran morfologi yaitu tampak pada prefiks-prefiks dalam sebuah kata.[5]
Contoh : antara prefiks me-, di-, pe-, dan te- yang terdapat pada kata-kata merawat, dirawat, perawat, dan terawat.

(3). Hubungan paradigmatik pada tataran sintaksis
Hubungan paradigmatik pada tataran sintaksis yaitu hubungan yang menjelaskan tentang kedudukan fungsi subjek, predikat dan objek.
Contoh :  Budi membaca koran
Anton memakai baju
Ani makan bolu



b.    Aliran Praha
Aliran Praha terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah seorang tokohnya, yaitu Vilem Mathesius(1882-1945). Tokoh-tokoh lainya adalah Nikolai S. Trubetskoy, Roman Jakobson, dan Morris Halle. Pengaruh mereka sangat besar disekitar tahun 30an, terutama dalam bidang fonologi.
Dalam bidang fonologi, Aliran Praha menjelaskan stuktur bunyi. Struktur bunyi dalam aliran ini dijelaskan dengan cara :
a.         Menentukan keoposisiannya
Ukuran untuk menentukan apakah bunyi-bunyi ujaran itu beroposisi atau tidak adalah makna. Dalam bahasa Indonesia bunyi /l/ dan /r/ adalah dua buah fonem yang berbeda, karena terdapat oposisi di antara keduanya.[6]
Contoh :   lupa  bermakna tidak ingat
rupa bermakna wajah

b.        Menentukan kekontrasannya
Dalam bahasa Indonesia, misal kontras p dan b, dan antara t dan d dalam sebuah kata dapat terjadi pada posisi awal dan tengah tetapi tidak terjadi pada posisi akhir.
Contoh : terjadi pada posisi awal dan tengah :
paku            X  baku                       tari       X  dari
tepas            X  tebas                       petang X  pedang
terjadi pada posisi akhir :
jawab          X  jawap
adad            X  adat

Dalam bidang sintaksis Vilem Mathesius mencoba menelaah kalimat melalui pendekatan fungsional. Menurut pendekatan ini kalimat dapat dilihat dari struktur formalnya, dan juga dari struktur informasinya yang terdapat dalam kalimat yang bersangkutan. Struktur formal menyangkut unsur-unsur gramatikal kalimat tersebut, yaitu subjek dan predikat. Sedangkan struktur informasi menyangkut situasi faktual pada waktu kalimat itu dihasilkan. Struktur informasi menyangkut unsur tema dan  rema.
Tema adalah apa yang dibicarakan, sedangkan rema adalah apa yang dikatakan mengenai tema. Setiap kalimat mengandung unsur tema dan rema.
Contoh : Budi melirik Sinta.
 Sinta melirik Budi.
Pada kalimat Budi melirik Sinta,kata  Budi adalah subjek gramatikal atau tema, dan Sinta adalah objek gramatikal atau rema.

c.    Aliran Glosemik
Aliran Glosemik lahir di Denmark. Aliran ini dikembangkan oleh, Louis Hjemslev(1899-1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure. Namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan peralatan, metodologis dan terminologis sendiri.
Analisis bahasa dimulai dari wacana, kemudian ujaran dianalisi atas konstituen-konstituen yang mempunyai hubungan paradigmatik. Menurut Hjemslev suatu teori bahasa itu harus tepat , maksudnya harus memenuhi syarat untuk diterapkan pada data empiris tertentu, yaitu bahasa. Sedangkan teori itu agar dapat dipakai secara empiris haruslah konsisten, tuntas, dan sederhana.
Menurut Hjemslev yang sejalan dengan pendapat de Saussure menganggap bahasa itu mengandung dua segi yaitu segi ekspresi(menurut de Saussure; signifiant) dan segi isi(menurut de Saussure; signifie). Segi ekspresi yaitu segi dimana suatu bahasa dilihat dari proses pengungkapan atau pernyataan. Sedangkan segi isi yaitu segi dimana bahasa dilihat dari apa yang dikandung daripada bahasa itu sendiri.





d.   Aliran Firthian
Aliran ini diprakarsai oleh John R. Firth(1890-1960). Beliau adalah guru besar di Universitas London yang terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Karena itulah, aliran yang dikembangkannya dikenal dengan nama Aliran Prosodi; tetapi disamping itu dikenal pula dengan nama Aliran Firth, atau Aliran Firthian, atau Aliran London.
Fonologi Prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Ada tiga macam pokok prosodi, yaitu:
1). Prosodi yang menyangkut gabungan fonem, seperti :
a). struktur kata,
b). struktur suku kata,
c). gabungan konsonan, dan
d). gabungan vokal.
2). Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda
3). Prosodi yang realisasinya melampaui satuan yang lebih besar daripada fonem-fonem suprasegmental.
Selain mengungkapkan teori prosodi, Firth juga mengungkapkan pandangan mengenai bahasa. Dalam bukunya yang berjudul The Tongues  of Man and Speech (1934) dan Papers in Linguistics (1951) Firth berpendapat bahwa telaah bahasa harus memperhatikan komponen sosiologis yaitu komponen tentang perkembangan masyarakat. Tiap tutur harus dikaji dalam konteks situasinya, yaitu orang-orang yang berperan dalam masyarakat, kata-kata yang mereka ungkapkan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masyarakat.








e.    Aliran Linguistik Sistemik
Aliran ini diperkenalkan oleh salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth mengenai bahasa, khususnya yang berkenaan dangan segi masyarakat bahasa, yaitu M.A.K. Halliday. Sebagai penerus Firth dan berdasarkan karangannya Categories of the Theory of Grammar, maka teori yang dikembangkan oleh Halliday dikenal dengan nama Neo-Firthian Linguistics atau Scale and Category Linguistics. Namun, kemudian ada nama baru, yaitu Systemic Linguistics atau Linguistik Sistemik.
Pokok-pokok pandangan Linguistik Sistemik , yaitu :
1). Linguistik Sistemik memberikan perhatian penuh pada segi kemasyarakatan bahasa, terutama mengenai fungsi masyarakat bahasa dan bagaimana fungsi tersebut terlaksanakan dalam bahasa.
2).   Linguistik sistemik memandang  bahasa sebagai “ pelaksana”. Linguistik sistemik mengakui pentingnya perbedaan langue dan parole (seperti yang dikemukakan Ferdinand de Saussure)
3). Linguistik sistemik lebih mengutamakan pemerian atau penjelasan ciri-ciri bahasa daripada semestaan atau keseluruhan bahasa.
4). Linguistik sistemik menggambarkan tiga tataran utama bahasa, yaitu :
SUBSTANSI
FORMA
SITUASI
Substansi fonik
fonologi
leksis
konteks
Tesis
Substansi grafis
grafologi
gramatikal

Situasi langsung




Situasi luas

Substansi adalah bunyi yang kita ucapkan waktu kita berbicara, dan lambang yang kita gunakan waktu kita menulis. Substansi bahasa lisan disebut substansi fonis, sedangkan substansi bahasa tulis disebut substansi grafis. Forma adalah susunan substansi dalam pola yang bermakna. Forma ini terbagi dua, yaitu :
a). leksis , yakni yang memberi keterangan terhadap forma.
b). gramatikal, yakni yang memberi aturan penulisan terhadap forma.
Situasi meliputi tesis, situasi langsung, dan situasi luas. Yang dimaksud dengan tesis  adalah apa yang sedang dibicarakan, situasi langsung adalah situasi pada waktu suatu tuturan benar-benar diucapkan orang, sedangkan situasi luas adalah situasi yang menyangkut semua pengalama pembicara atau penulisuntuk memakai tuturan yang diucapkan atau ditulisnya.
Selain ketiga tataran utama tersebut, ada dua tataran lain yang menghubungkan tataran-tataran utama. Yang menghubungkan substansi fonik dengan forma adalah fonologi[7], dan yang menghubungkan substansi grafik dengan forma adalah grafologi.[8] Sedangkan yang menghubungkan forma dengan situasi adalah konteks.[9]

f.     Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Nama Leonard Bloomfield(1877-1949) sangat terkenal karena bukunya yang berjudul Language (terbit pertama tahun 1933), dan selalu dikaitkan dengan aliran struktural Amerika. Nama stukturalisme lebih dikenal dan menyatu kepada nama aliran linguistik yang dikembangkan oleh Bloomfield dan kawan-kawannya di Amerika. Aliran ini berkembang pesat di Amerika pada tahun 30-an sampai akhir tahun 50-an.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran ini, antara lain :
1). Pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperikan atau dijelaskan.oleh karena itu, Bloomfield dan kawan-kawan ingin memerikan bahasa-bahasa Indian itu.
2). Oleh karena adanya iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme Bloomfield dalam memerikan bahasa aliran struturalisme ini selalu mendasarkan penjelasannya pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati.
3). Adanya hubungan yang baik antara para linguis-linguis itu, karena adanya The Linguistics Society of America, yang menerbitkan majalah  Language, yaitu tempat melaporkan hasil kerja mereka.
Salah satu yang menarik dan merupakan ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk menjelaskan atau memerikan suatu bahasa. Pendekatannya bersifat empirik, yaitu sesuai dengan apa yang dialami oleh para linguis.
Aliran strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi, atau aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian, karena bermula atau bersumber pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.

g.    Aliran Tagmemik
Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Pike, seorang tokoh dari summer Institute of Linguistics, yang mewarisi pandangan-pandangan Bloomfield, sehingga aliran ini juga bersifat strukturalis. Menurut aliran ini satuan dasar dari  sintaksis adalah tagmem ( kata ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘susunan’).
Tagmem adalah korelasi atau hubungan timbal balik antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.







B.  ANALISIS UNSUR LANGSUNG
1.      Pengertian Unsur Langsung
Analisis unsur langsung merupakan metode analisis yang dikembangkan oleh gramatika struktural(ketatabahasaan) sebagai usaha untuk mengungkap urutan pembentukan konstruksi kebahasaan. Sedangkan unsur-unsur yang secara langsung membentuk satuan yang lebih besar disebut dengan unsur langsung (immidiate constituents). Untuk menganalisis konstruksi sintaksis, terlebih dahulu kita memahami kriteria pemenggalan dalam analisis langsung dan model analisis langsung.

Ada beberapa kriteria pemenggalan, tiga diantaranya sebagai kriteria yang penting[10], yaitu :

 1. Kriteria kohesi internal
       Kriteria kohesi internal adalah derajat- derajat konsituen-konsituen yang berfungsi sebagai satu-kesatuan. Misalnya awal masa kanak-kanak atau masa awal kanak-kanak.

 2. Kriteria makna
       Kriteria makna yaitu kriteria pemenggalan unsur langsung dengan dasar makna yang diacu. Misalnya, “buku sejarah baru”. Frase tersebut dapat dipenggal menjadi buku sejarah//baru atau buku//sejarah baru.

 3. Kriteria diversitas internal
     Misalnya frase di atas lemari. Frase ini mungkin akan dipenggal menjadi di//atas lemari atau di atas//lemari.

2.      Penerapan Analisis Langsung.

Teknik analisis unsur langsung dapat digunakan baik untuk menganalisis frase maupun kalimat. Dalam tataran frase, bila frase tersebut hanya terdiri dari dua kata, kita tidak akan mengalami kesulitan untuk mengetahui unsur langsungnya, tetapi apabila lebih dari dua kata, kita harus menentukan dengan ketiga kriteria di atas. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh penerapan analisis langsung pada tataran frase dan kalimat:
1). Kakak saya
2). Sedang membaca
3). Sepeda baru adik
4). Ke rumah kakak
Frase kakak saya (1) dan sedang membaca (2) hanya dibentuk oleh dua kata. Dengan demikian, kita tidak akan kesulitan untuk menganalisisnya atas konstituen yang lebih kecil.[11] Wujud analisis konstituen tersebut adalah sebagai berikut :
            Kakak saya Sedang membaca
Kedua frase di atas berbeda dengan frase sepeda baru adik (3) dan ke rumah kakak (4). Kedua frase terbentuk atas tiga kata. Kita akan menganalisis kedua frase tersebut menjadi sepeda baru/adik dan ke/rumah kakak. Dengan kata lain unsur langsung frase sepeda baru adik adalah sepeda baru dan adik, sedangkan konstruksi sepeda baru terdiri atas dua konstituen unsur langsung, yaitu sepeda dan baru. Demikian juga halnya dengan analisis unsur langsung pada frase ke rumah kakak adalah ke dan rumah kakak. Konstruksi rumah kakak juga terdiri atas dua konstituen sebagai unsur langsungnya, yaitu rumah dan kakak. [12]Untuk itu wujud analisis langsungnya dapat dilihat di bawah ini:
Ke rumah kakak
Sepeda baru adik
BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, penyusun mengambil kesimpulan bahwa :
1.      Aliran Struktural adalah suatu paham bahasa dimana hakikat bahasa dalam taksonomi gramatikal(ketatabahasaan) disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, kata, frase, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat.
2.      Banyak macam-macam dari aliran linguistik strukturalis yang mengungkapkan konse-konsep dan pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa.
3.      Analisis unsur langsung merupakan metode analisis yang dikembangkan oleh gramatika struktural(ketatabahasaan) sebagai usaha untuk mengungkap urutan pembentukan konstruksi kebahasaan.
4.      Teknik analisis unsur langsung dapat digunakan baik untuk menganalisis frase maupun kalimat. Dalam tataran frase, bila frase tersebut hanya terdiri dari dua kata, kita tidak akan mengalami kesulitan untuk mengetahui unsur langsungnya, tetapi apabila lebih dari dua kata, kita harus menentukan dengan ketiga kriteria di atas.
B.     Saran
Dalam makalah ini penyusun memberi saran kepada pembaca bahwa untuk memperluas wawasan pembaca dalam memahami pengertian aliran struktural dan berbagai macam aliran linguistik serta pemahaman tentang unsur langsung tidaklah hanya berpedoman pada makalah ini, karena masih banyak dari sumber-sumber lain yang menjelaskan tentang berbagai materi di atas. Kunci daripada orang sukses adalah membaca, karena dengan membaca kita bisa tahu yang mungkin tidak kita ketahui.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer, Linguistik Umum, Jakarta : Rineka Cipta, 2012
Rizal Muntansyir dkk, “Filsafat Ilmu”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2004
Prof.Dr. Sutardjo A. W, “Pengantar Filsafat”, PT Refika Aditama, Bandung : 2006



[1] Pengertian aliran stuktural  oleh Bapak Strukturalisme dan sekaligus Bapak Linguistik  Modernferdinandde Saussure”
[2] Buku karya Saussure yang disusun dan diterbitkan oleh Charless Bally dan Albert Schehay tahun     1915 berdasarkan catatan kuliah selama dia kuliah di Universitas Jenewa tahun 1906-1911.
[3] Gersture adalah sikap atau pose tubuh yang mengandung makna yang dapat digunakan untuk berkomunikasi.
[4] Abdul Chaer, Linguistik Umum, Rineka Cipta, Jakarta, 2012, hlm 346.
[5]Prefiks merupakan imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal sebuah kata dasar atau bentuk dasar.
[6] Oposisi adalah pertentangan antara dua unsur bahasa untuk memperlihatkan perbedaan arti.
[7] Fonologi adalah bidang linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
[8] Grafologi adalah ilmu tentang aksara atau sistem tulisan.
[9] Konteks adalah bagian suatu uraian yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna.
[10]Pemenggalan unsur langsung  Menurut Parera (1993) dalam bukunya sintaksis.
[11] Konstituen yaitu unsur bahasa yang merupakan bagian dari satuan yang lebih besar atau  bagian terpanting dari konstruksi.
[12] Konstruksi merupakan susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok kata.

1 komentar: