BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi yang
digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu.
Bahasa berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri pembicara
atau penyusun. Bahasa yang digunakan hendaklah dapat mendukung maksud secara
jelas agar apa yang dipikirkan, diingainkan atau dirasakan dapat diterima oleh
pendengar atau pembaca.
Dalam makalah ini, penyusun akan membahas tentang “Konsep Aliran Struktural dan Analisis Unsur
Langsung”. Materi ini sangat penting bagi pembaca, karena dalam
menentukan struktur pembentukan bentuk bahasa yang baik dan benar menurut Ejaan
Yang Disempurnakan, harus diperlukan pemahaman tentang kriteria pemenggalan
dalam analisis langsung dan model analisis langsung. Banyak ahli
menyatakan pengertian tentang Konsep Aliran Struktural dan Unsur langsung. Oleh karena itu, penyusun
membuat makalah ini dengan dasar agar pembaca tahu dan dapat memahami apa yang
di maksud dengan Aliran Struktural serta Unsur Langsung.
Analisis unsur langsung merupakan metode
analisis yang dikembangkan oleh gramatika struktural(ketatabahasaan) sebagai
usaha untuk mengungkap urutan pembentukan konstruksi kebahasaan dan menentukan
struktur hierarki pembentukan bentuk bahasa yang lebih besar. Untuk
menganalisis konstruksi sintaksis, terlebih dahulu kita memahami kriteria pemenggalan dalam analisis langsung dan model analisis langsung.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun mencoba membahas hal-hal
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari Aliran Struktural ?
2. Apa ciri-ciri dari Aliran Stuktural ?
3. Apa
sajakah aliran dalam linguistik strukturalis ?
4. Apakah pengertian Analisis Unsur Langsung ?
5. Bagaimana penerapan dari Unsur Langsung ?
C. TUJUAN
Pembaca diharapkan mampu memahami yang dimaksud dengan aliran struktural dan beberapa aliran dalam linguistik strukturalis serta analisis unsur langsung dan dapat menerapkannya dalam menentukan suatu bentuk bahasa di dalam
aturan ketatabahasaaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Analisis
Sintaksis
1.
Pengertian
Aliran Struktural
Aliran struktural adalah sebutan yang diberikan
pada paham bahasa yang berlandaskan pada pemikiran Behavioristik, jadi dengan
didasari kepada paham behavioristik hakikat bahasa itu dipandang dari
perwujudan lahiriahnya, jadi di dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran
terendah berupa fonem, morfem, frase, klausa, sampai tataran tertinggi yang
berupa kalimat.
Teori
Behavioristik merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu.
Paham behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah,
mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain paham behaviorisme tidak
mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam suatu
kegiatan belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian
rupa sehingga menjadi suatu kebiasaan yang dikuasai oleh individu.
Aliran ini
lahir pada awal abad XX(dua puluh) yaitu pada tahun 1916. Aliran ini lahir bersamaan dengan lahirnya buku ”Course
de linguistique Generale” karya Ferdinande Saussure yang
juga merupakan pelopor aliran stuktural. Ia dikenal
sebagai Bapak Strukturalisme dan sekaligus Bapak
Linguistik Modern. Buku tersebut
sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, ke dalam bahasa Inggris
diterjemahkan oleh Wade Baskin pada tahun 1966 dan ke
dalam Bahasa Indonesia di terjemahkan oleh
Rahayu Hidayat pada tahun 1988.
Ciri-Ciri Aliran Struktural:
a)
Berlandaskan
pada paham behaviourisme
Didasari kepada paham behavioristik, hakikat bahasa itu dipandang dari perwujudan
lahiriahnya, jadi di dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran terendah
berupa fonem, morfem, frase, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa
kalimat
b). Bahasa berupa ujaran.
Ciri ini
menunjukan bahwa hanya ujaran saja yang termasuk dalam
bahasa sedangkan tulisan statusnya sejajar dengan gersture.
c). Bahasa merupakan sistem tanda signifie(makna) dan signifiant(ucapan) yang
arbitrer(semaunya) dan konvensional(kesepakatan umum).
d). Bahasa merupakan kebiasaan (habit)
Berdasarkan sistem habit, pengajaran bahasa
diterapkan metode dril and practice yakni suatu bentuk latihan yang terus
menerus dan berulang-ulang sehingga membentuk kebiasaan.
e). Level-level gramatikal(ketatabahasaan) ditegakkan secara rapi.
Level gramatikal mulai ditegakkan dari level
terendah yaitu morfem sampai level tertinggi berupa kalimat. Urutan tataran
gramatikalnya adalah morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
2.
Macam-macam Aliran Linguistik Strukturalis
Linguistik strukturalis berusaha
mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki
bahasa itu. Pandangan ini adalah sebagai akibat dari konsep-konsep atau
pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang dikemukakan oleh
Bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand de Saussure.
Linguistik
strukturalis memiliki beberapa aliran, yaitu :
a. Aliran Ferdinand de Saussure
b. Aliran Praha
c. Aliran Glosematik
d. Aliran Firthian
e. Aliran Linguistik Sistemik
f. Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
g. Aliran Tagmemik
a. Aliran Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure dianggap sebagai Bapak
Linguistik Modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course
de Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally
dan Albert Sechehay tahun 1915.
Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut
mengenai konsep :
1). Telaah Sinkronik dan Diakronik
2). Perbedaan La Langue dan La Parole
3). Perbedaan Signifiant dan Signifie
4). Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik
1). Telaah Sinkronik dan Diakronik
Ferdinand de Saussure membedakan telaah bahasa
secara sinkronik dan telaah bahasa secara diakronik.
a). Telaah bahasa
secara sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja.
Misalnya, mempelajari bahasa Indonesia pada tahun 50-an.
b). Telaah bahasa
secara diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa, atau sepanjang zaman
bahasa itu digunakan oleh penuturnya.
Misalnya, mempelajari bahasa Indonesia sejak zaman dulu hingga sekarang ini.
2). Perbedaan La Langue dan La Parole
a). La Langue adalah Sistem bahasa
yang berfungsi sebagai alat sebagai alat komunikasi verbal antara para anggota suatu masyarakat
bahasa, sifatnya abstrak.
b). La Parole adalah pemakaian
langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa., sifatnya konkrit karena
parole merupakan wujud bahasa yang dapat diamati dan diteliti.
3). Perbedaan Signifiant dan Signifie
Ferdinand de Saussure mengemukakan teori bahwa setiap tanda atau tanda
linguistik dibentuk oleh dua buah komponen yang tidak terpisahkan, yaitu
komponen signifiant dan komponen signifie.
a). Signifiant(bentuk) adalah citra bunyi atau pesan psikologis bunyi
yang timbul dalam pikiran kita.
b). Signifie(makna) adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam
pikiran kita.
Contoh: kata “ sirah” dalam bahasa Jawa yang berarti kepala.
Signifie(makna)
(Kepala)
Tanda linguistik(Sirah) KEPALA
Signifiant(bentuk)
(S,I,R,A,H)
4). Hubungan Sintagmatik dan Hubungan Paradigmatik.
Ferdinand de Saussure membedakan adanya dua
macam hubungan, yaitu hubungan sintagmatik dan hubungan
paradigmatik.
a). Hubungan Sintagmatik adalah hubungan
antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara
berurutan, bersifat linier atau sejajar dalam satu garis lurus.
Ada
beberapa hubungan sintagmatik, yaitu :
(1).
Hubungan sintagmatik pada tataran fonologi.
(2).
Hubungan sintagmatik pada tataran morfologi.
(3).
Hubungan sintagmatik pada tataran sintaksis.
(1). Hubungan sintagmatik pada tataran fonologi.
Hubungan sintagmatik pada tataran fonologi
tampak pada urutan fonem-fonem pada sebuah kata yang tidak dapat diubah tanpa merusak makna kata itu.
Contoh : kata kita
Apabila urutan katanya diubah, maka maknanya akan berubah, atau tidak
bermakna sama sekali.
K i t a
K i a t
K a t i
K a i t
I k a t
(2). Hubungan sintagmatik pada tataran morfologi.
Hubungan sintagmatik pada tataran morfologi
tampak pada urutan morfem-morfem pada suatu kata, yang juga tidak dapat diubah
tanpa merusak makna dari kata tersebut.
Contoh
Segitiga
dengan tigasegi
Barangkali
dengan kalibarang
Tertua
dengan teuter
(3). Hubungan sintagmatik pada tataran sintaksis.
Hubungan sintagmatik pada tataran sintaksis
tampak pada urutan kata-kata yang mungkin dapat diubah, tetapi mungkin juga
tidak dapat diubah tanpa mengubah makna kalimat tersebut, atau menyebabkan tak
bermakna sama sekali.
Contoh : Diubah tanpa mengubah makna
Hari ini mungkin dia sakit
Mungkin dia sakit hari ini
Contoh : Diubah yang menyebabkan makna
berubah
Nita
melihat Dika Dika
melihat Nita
b). Hubungan paradigmatik adalah hubungan
antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis
yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
Ada
beberapa hubungan paradigmatik, yaitu :
(1).
Hubungan paradigmatik pada tataran fonologi
(2).
Hubungan paradigmatik pada tataran morfologi
(3).
Hubungan paradigmatik pada tataran sintaksis
(1). Hubungan paradigmatik pada tataran fonologi
Hubungan paradigmatik pada tataran fonologi yaitu tampak pada urutan
fonem-fonem pada sebuah kata.
Contoh : antara bunyi /r/, /k/, /b/, /m/, /d/ yang terdapat pada kata rata,
kata, bata, mata, dan data.
(2). Hubungan paradigmatik pada tataran morfologi
Hubungan paradigmatik pada tataran morfologi yaitu tampak pada prefiks-prefiks
dalam sebuah kata.
Contoh : antara prefiks me-, di-, pe-, dan te-
yang terdapat pada kata-kata merawat, dirawat, perawat, dan terawat.
(3). Hubungan paradigmatik pada tataran sintaksis
Hubungan paradigmatik pada tataran
sintaksis yaitu hubungan yang menjelaskan tentang kedudukan fungsi subjek,
predikat dan objek.
Contoh :
Budi membaca koran
Anton memakai baju
Ani makan bolu
b.
Aliran Praha
Aliran Praha terbentuk pada tahun 1926 atas
prakarsa salah seorang tokohnya, yaitu Vilem Mathesius(1882-1945). Tokoh-tokoh
lainya adalah Nikolai S. Trubetskoy, Roman Jakobson, dan Morris Halle. Pengaruh
mereka sangat besar disekitar tahun 30an, terutama dalam bidang fonologi.
Dalam bidang fonologi, Aliran Praha menjelaskan
stuktur bunyi. Struktur bunyi dalam aliran ini dijelaskan dengan cara :
a.
Menentukan keoposisiannya
Ukuran untuk menentukan apakah bunyi-bunyi ujaran itu beroposisi atau
tidak adalah makna. Dalam bahasa Indonesia bunyi /l/ dan /r/ adalah dua buah
fonem yang berbeda, karena terdapat oposisi di antara keduanya.
Contoh : lupa bermakna tidak ingat
rupa bermakna wajah
b.
Menentukan kekontrasannya
Dalam bahasa Indonesia, misal kontras p dan b, dan antara t dan d dalam
sebuah kata dapat terjadi pada posisi awal dan tengah tetapi tidak terjadi pada
posisi akhir.
Contoh : terjadi pada posisi awal dan tengah :
paku X baku tari X dari
tepas X
tebas petang X pedang
terjadi pada posisi akhir :
jawab X jawap
adad X
adat
Dalam bidang sintaksis Vilem Mathesius
mencoba menelaah kalimat melalui pendekatan fungsional. Menurut pendekatan ini
kalimat dapat dilihat dari struktur formalnya, dan juga dari struktur informasinya
yang terdapat dalam kalimat yang bersangkutan. Struktur formal menyangkut
unsur-unsur gramatikal kalimat tersebut, yaitu subjek dan predikat. Sedangkan
struktur informasi menyangkut situasi faktual pada waktu kalimat itu dihasilkan.
Struktur informasi menyangkut unsur tema dan rema.
Tema adalah apa yang dibicarakan, sedangkan rema adalah
apa yang dikatakan mengenai tema. Setiap kalimat mengandung unsur tema
dan rema.
Contoh : Budi melirik Sinta.
Sinta melirik Budi.
Pada kalimat
Budi melirik Sinta,kata Budi adalah
subjek gramatikal atau tema, dan Sinta adalah objek gramatikal atau
rema.
c. Aliran Glosemik
Aliran Glosemik lahir di Denmark. Aliran ini
dikembangkan oleh, Louis Hjemslev(1899-1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand
de Saussure. Namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk membuat ilmu bahasa
menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan peralatan,
metodologis dan terminologis sendiri.
Analisis bahasa dimulai dari wacana, kemudian ujaran
dianalisi atas konstituen-konstituen yang mempunyai hubungan paradigmatik.
Menurut Hjemslev suatu teori bahasa itu harus tepat , maksudnya harus memenuhi
syarat untuk diterapkan pada data empiris tertentu, yaitu bahasa. Sedangkan
teori itu agar dapat dipakai secara empiris haruslah konsisten, tuntas, dan
sederhana.
Menurut Hjemslev yang sejalan dengan pendapat de
Saussure menganggap bahasa itu mengandung dua segi yaitu segi ekspresi(menurut
de Saussure; signifiant) dan segi isi(menurut de Saussure; signifie).
Segi ekspresi yaitu segi dimana suatu bahasa dilihat dari proses
pengungkapan atau pernyataan. Sedangkan segi isi yaitu segi dimana
bahasa dilihat dari apa yang dikandung daripada bahasa itu sendiri.
d. Aliran Firthian
Aliran ini diprakarsai oleh John R. Firth(1890-1960).
Beliau adalah guru besar di Universitas London yang terkenal karena teorinya
mengenai fonologi prosodi. Karena itulah, aliran yang
dikembangkannya dikenal dengan nama Aliran Prosodi; tetapi disamping itu
dikenal pula dengan nama Aliran Firth, atau Aliran Firthian, atau
Aliran London.
Fonologi Prosodi adalah suatu cara untuk menentukan
arti pada tataran fonetis. Ada tiga macam pokok prosodi, yaitu:
1). Prosodi yang menyangkut gabungan fonem, seperti :
a). struktur kata,
b). struktur suku kata,
c). gabungan konsonan, dan
d). gabungan vokal.
2). Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda
3). Prosodi yang realisasinya melampaui satuan yang lebih besar daripada
fonem-fonem suprasegmental.
Selain mengungkapkan teori prosodi, Firth juga
mengungkapkan pandangan mengenai bahasa. Dalam bukunya yang berjudul The
Tongues of Man and Speech (1934) dan
Papers in Linguistics (1951) Firth berpendapat bahwa telaah bahasa harus
memperhatikan komponen sosiologis yaitu komponen tentang perkembangan
masyarakat. Tiap tutur harus dikaji dalam konteks situasinya, yaitu orang-orang
yang berperan dalam masyarakat, kata-kata yang mereka ungkapkan, dan hal-hal
lain yang berhubungan dengan masyarakat.
e. Aliran Linguistik Sistemik
Aliran ini
diperkenalkan oleh salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth
mengenai bahasa, khususnya yang berkenaan dangan segi masyarakat bahasa, yaitu
M.A.K. Halliday. Sebagai penerus Firth dan berdasarkan karangannya Categories
of the Theory of Grammar, maka teori yang dikembangkan oleh Halliday
dikenal dengan nama Neo-Firthian Linguistics atau Scale and Category
Linguistics. Namun, kemudian ada nama baru, yaitu Systemic Linguistics atau
Linguistik Sistemik.
Pokok-pokok pandangan
Linguistik Sistemik , yaitu :
1). Linguistik Sistemik memberikan perhatian penuh
pada segi kemasyarakatan bahasa, terutama mengenai fungsi masyarakat bahasa dan
bagaimana fungsi tersebut terlaksanakan dalam bahasa.
2). Linguistik
sistemik memandang bahasa sebagai “
pelaksana”. Linguistik sistemik mengakui pentingnya perbedaan langue dan parole
(seperti yang dikemukakan Ferdinand de Saussure)
3). Linguistik sistemik lebih mengutamakan pemerian atau penjelasan
ciri-ciri bahasa daripada semestaan atau keseluruhan bahasa.
4). Linguistik sistemik menggambarkan tiga tataran
utama bahasa, yaitu :
SUBSTANSI
|
|
FORMA
|
|
SITUASI
|
Substansi fonik
|
fonologi
|
leksis
|
konteks
|
Tesis
|
Substansi grafis
|
grafologi
|
gramatikal
|
|
Situasi langsung
|
|
|
|
|
Situasi luas
|
Substansi adalah bunyi yang kita
ucapkan waktu kita berbicara, dan lambang yang kita gunakan waktu kita menulis.
Substansi bahasa lisan disebut substansi fonis, sedangkan substansi
bahasa tulis disebut substansi grafis. Forma adalah susunan
substansi dalam pola yang bermakna. Forma ini terbagi dua, yaitu :
a). leksis , yakni yang memberi keterangan terhadap forma.
b). gramatikal, yakni yang memberi aturan penulisan terhadap
forma.
Situasi meliputi tesis, situasi langsung, dan
situasi luas. Yang dimaksud dengan tesis adalah apa yang sedang dibicarakan, situasi
langsung adalah situasi pada waktu suatu tuturan benar-benar diucapkan
orang, sedangkan situasi luas adalah situasi yang menyangkut semua
pengalama pembicara atau penulisuntuk memakai tuturan yang diucapkan atau
ditulisnya.
Selain ketiga tataran utama tersebut, ada dua tataran
lain yang menghubungkan tataran-tataran utama. Yang menghubungkan substansi fonik
dengan forma adalah fonologi,
dan yang menghubungkan substansi grafik dengan forma adalah grafologi.
Sedangkan yang menghubungkan forma dengan situasi adalah konteks.
f. Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Nama Leonard Bloomfield(1877-1949) sangat terkenal karena bukunya yang
berjudul Language (terbit pertama tahun 1933), dan selalu dikaitkan
dengan aliran struktural Amerika. Nama stukturalisme lebih dikenal dan menyatu
kepada nama aliran linguistik yang dikembangkan oleh Bloomfield dan
kawan-kawannya di Amerika. Aliran ini berkembang pesat di Amerika pada tahun
30-an sampai akhir tahun 50-an.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran ini, antara
lain :
1). Pada masa itu para
linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa
Indian di Amerika yang belum diperikan atau dijelaskan.oleh karena itu,
Bloomfield dan kawan-kawan ingin memerikan bahasa-bahasa Indian itu.
2). Oleh karena adanya
iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme
Bloomfield dalam memerikan bahasa aliran struturalisme ini selalu mendasarkan
penjelasannya pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan
kenyataan-kenyataan yang dapat diamati.
3). Adanya hubungan yang baik antara para
linguis-linguis itu, karena adanya The Linguistics Society of America, yang
menerbitkan majalah Language,
yaitu tempat melaporkan hasil kerja mereka.
Salah satu yang menarik
dan merupakan ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja
mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk menjelaskan
atau memerikan suatu bahasa. Pendekatannya bersifat empirik, yaitu sesuai
dengan apa yang dialami oleh para linguis.
Aliran strukturalis yang dikembangkan
Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi, atau
aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian, karena bermula
atau bersumber pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran
ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan
hierarkinya.
g. Aliran Tagmemik
Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Pike,
seorang tokoh dari summer Institute of Linguistics, yang mewarisi
pandangan-pandangan Bloomfield, sehingga aliran ini juga bersifat strukturalis.
Menurut aliran ini satuan dasar dari
sintaksis adalah tagmem ( kata ini berasal dari bahasa Yunani
yang berarti ‘susunan’).
Tagmem adalah korelasi atau hubungan timbal
balik antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk
kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.
B.
ANALISIS UNSUR
LANGSUNG
1. Pengertian Unsur Langsung
Analisis unsur langsung merupakan metode
analisis yang dikembangkan oleh gramatika struktural(ketatabahasaan) sebagai usaha untuk mengungkap urutan pembentukan
konstruksi kebahasaan. Sedangkan unsur-unsur yang secara langsung membentuk satuan yang lebih
besar disebut dengan unsur langsung (immidiate constituents). Untuk
menganalisis konstruksi sintaksis, terlebih dahulu kita memahami kriteria pemenggalan dalam analisis langsung dan
model analisis langsung.
Ada beberapa kriteria pemenggalan, tiga diantaranya sebagai kriteria yang penting, yaitu :
1. Kriteria
kohesi internal
Kriteria kohesi internal adalah derajat- derajat konsituen-konsituen
yang berfungsi sebagai satu-kesatuan. Misalnya “awal masa
kanak-kanak” atau “masa awal
kanak-kanak”.
2. Kriteria makna
Kriteria makna yaitu kriteria pemenggalan unsur
langsung dengan dasar makna yang diacu. Misalnya, “buku sejarah baru”. Frase
tersebut dapat dipenggal menjadi buku sejarah//baru atau buku//sejarah baru.
3. Kriteria diversitas internal
Misalnya frase di atas lemari. Frase ini mungkin
akan dipenggal menjadi di//atas lemari atau di atas//lemari.
2. Penerapan Analisis Langsung.
Teknik analisis
unsur langsung dapat digunakan baik untuk menganalisis frase maupun kalimat.
Dalam tataran frase, bila frase tersebut hanya terdiri dari dua kata, kita
tidak akan mengalami kesulitan untuk mengetahui unsur langsungnya, tetapi
apabila lebih dari dua kata, kita harus menentukan dengan ketiga kriteria di
atas. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh penerapan analisis langsung pada
tataran frase dan kalimat:
1). Kakak saya
2). Sedang membaca
3). Sepeda baru adik
4). Ke rumah kakak
Frase kakak
saya (1) dan sedang membaca (2) hanya dibentuk oleh dua kata. Dengan demikian,
kita tidak akan kesulitan untuk menganalisisnya atas konstituen yang lebih
kecil. Wujud
analisis konstituen tersebut adalah sebagai berikut :
”Kakak saya
Sedang membaca”
Kedua frase di
atas berbeda dengan frase sepeda baru adik
(3) dan ke rumah kakak
(4). Kedua frase terbentuk atas tiga kata. Kita akan menganalisis kedua frase
tersebut menjadi sepeda baru/adik dan ke/rumah kakak. Dengan kata lain unsur
langsung frase sepeda baru adik adalah sepeda baru dan adik, sedangkan
konstruksi sepeda baru terdiri atas dua konstituen unsur langsung, yaitu sepeda
dan baru. Demikian juga halnya dengan analisis unsur langsung pada frase ke
rumah kakak adalah ke dan rumah kakak. Konstruksi rumah kakak juga terdiri atas
dua konstituen sebagai unsur langsungnya, yaitu rumah dan kakak. Untuk
itu wujud analisis langsungnya dapat dilihat di bawah ini:
”Ke rumah kakak”
”Sepeda baru adik”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan diatas, penyusun mengambil kesimpulan bahwa :
1.
Aliran
Struktural adalah suatu paham bahasa dimana hakikat bahasa dalam taksonomi
gramatikal(ketatabahasaan) disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, kata,
frase, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat.
2.
Banyak macam-macam dari aliran linguistik strukturalis yang mengungkapkan
konse-konsep dan pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa.
3.
Analisis unsur
langsung merupakan metode analisis yang dikembangkan oleh gramatika struktural(ketatabahasaan)
sebagai usaha untuk mengungkap urutan pembentukan konstruksi kebahasaan.
4.
Teknik analisis
unsur langsung dapat digunakan baik untuk menganalisis frase maupun kalimat.
Dalam tataran frase, bila frase tersebut hanya terdiri dari dua kata, kita
tidak akan mengalami kesulitan untuk mengetahui unsur langsungnya, tetapi
apabila lebih dari dua kata, kita harus menentukan dengan ketiga kriteria di
atas.
B. Saran
Dalam makalah ini penyusun memberi saran kepada
pembaca bahwa untuk
memperluas wawasan pembaca dalam memahami pengertian aliran struktural dan
berbagai macam aliran linguistik serta pemahaman tentang unsur langsung
tidaklah hanya berpedoman pada makalah ini, karena masih banyak dari
sumber-sumber lain yang menjelaskan tentang berbagai materi di atas. Kunci
daripada orang sukses adalah membaca, karena dengan membaca kita bisa tahu yang
mungkin tidak kita ketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Chaer, Linguistik
Umum, Jakarta : Rineka Cipta, 2012
Rizal Muntansyir dkk, “Filsafat Ilmu”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
: 2004
Prof.Dr. Sutardjo A. W, “Pengantar Filsafat”, PT Refika Aditama,
Bandung : 2006
Fonologi adalah bidang linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi
bahasa menurut fungsinya.